Perusahaan Jepang Lirik Kualitas Peserta Latihan Kerja BLK Banten, Siap Jalin Kerja Sama Penempatan Pekerja Migran


BANTEN - Perwakilan perusahan Yutomi dari Jepang baru-baru ini mengunjungi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melihat keterampilan para peserta latihan.

Dalam pemantauannya, perusahaan dari Negeri Matahari Terbit tersebut terpukau dengan skil yang ditunjukan para peserta latihan, terutama di bidang las.

Kepala UPTD BLK Banten, Mohamad Bayuni mengatakan, pasca memantau proses latihan kerja, perusahaan di Jepang tertarik untuk melalukan kerja sama pekerja migran.

"Mereka melihat work shop tempat latihan kami, karena mereka berharap anak yang dilatih di Banten bisa mengikuti program kerja migran ke Jepang," katanya.

Menurutnya, perwakilan perusahaan dari Jepang tertarik pada kejuruan las untuk membantu industrinya berkembang. Nantinya kerja sama akan dilakukan sesuai dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.

"Kalau kemarin las, tapi secara khusus jepang harus memiliki bahasa, sementara kami belum khusus pelatihan bahasa," ungkapnya.

Namun sejauh ini, Bayuni mengaku para alumni BLK Banten masih memiliki kendala dari bahasa. Hal itu menjadi salah satu persyaratan untuk kerja sama pekerja migran ke Jepang.

Kendati, Bayuni tidak akan berdiam diri. Pihaknya mengaku akan melakukan pendamping dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) agar bisa kursus bahasa dan teknis agar dapat menjadi pekerja migran.

"Kalau minta detail angka (penyerapan tenaga kerja) belum, kalau dari kuantitas banyak. Insya Allah diikhtiarkan tahun ini (bisa kerja sama), kita gandeng LPK. Kami di awal Agustus ada sosialisasi disampaikan kepada pelatihan yang mau selesai," ujarnya.

Ia menerangkan, saat ini ada 208 peserta latihan kerja dengan 13 kejuruan. Namun khsusu keahlian las, ada 48 peserta. Mereka mendapat pelatihan selama 200 jam atau 25 hari untuk mengasah kemampuannya.

"Pelatihannya ada 200 jam selama 25 hari, mereka dapat sertifikat 2, dari internal kami dan uji kompetensi BNSP dan jadi garansi untuk daftar kalau sudah dapat sertifikasi bisa jadi jaminan mutu," terangnya.

Ia menjelaskan, ketertarikan industri penanaman modal asing dari Cina juga melirik peserta pelatihan tenaga kerja dari BLK Banten. Tapi lagi-lagi kendalanya ada pada keahlian bahasa.

"Bukan hanya Jepang, kendalanya satu, perusahaan yang cina yang ada di sini (Indonesia), gaji fantastis, kendalanya bahasa," jelasnya.

Untuk merealisasikan program pekerja migran, pihaknya sedang berkonsultasi dengan LPK terkait teknis pemberangkatan. Sehingga keahlian yang dimiliki peserta BLK Banten dapat bersaing dengan pekerja lainnya yang berasal dari negara luar.

"Kemarin yang listrik juga dibutuhkan, namun seperti apa formulasi pemiayaannya, berangkat ditanggung misalnya tapi gaji dipotong beberapa bulan atau ada pembiayaan sendiri, termasuk latihan bahasa," jelasnya. (ADV)

Next Post Previous Post

Tidak ada komentar